- Kembali Berjaya: Mahasiswa Ekonomi Syariah UIMSYA Sabet Gelar Juara dalam Kompetisi Gagasantri Hipmi
- Gerakan Ekonomi Islam Berbasis Hijrah
- HMP Ekonomi Syariah ISTAZ Gresik Resmi Gabung dengan Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI)
- FoSSEI Jatim 2024 Gelar Rapat Kerja Regional (Rakereg) di Villa Bukit Tlekung Batu Malang
- Upgrading Skill : GIS UNUJA Kunjungi Gis Surabaya Dan Indoprimer Surabaya
- Siapkan Fakultas yang Unggul, FEBI IAIDA Kunjungi UNISMA
- Semarak Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-78, Mahasiswi Ekonomi Syariah STAI Al-Azhar Menganti
- STAIDA Sumatra Selatan Kunjungi IAI Darussalam Blokagung Banyuwangi
- Kiat Sukses Branding And Packaging, Webinar Series Part 3
- Legalitas Usaha dan Sertifikasi Halal, Webinar Series Part 2
Zuckerberg akan Berhenti Pimpin Facebook?
Buntut Anjloknya di Bursa Saham
Keterangan Gambar : Mark Zuckerberg
Jakarta - Harga saham Facebook terus terjun bebas. Rekor harga terendah terjadi baru-baru ini senilai USD 19,06 dari harga awalnya USD 38. Buruknya performa saham Facebook ini memunculkan spekulasi bahwa Mark Zuckerberg tidak seharusnya terus memimpin Facebook sebagai CEO.
Seorang analis industri menilai bahwa Zuckerberg yang dikenal dengan dandanan kasualnya bisa fokus pada urusan teknologi di Facebook. Sedangkan bisnis Facebook dipegang oleh orang yang benar-benar kompeten.
"Saya pikir ada rasa kurang percaya terhadap kemampuannya untuk menjalankan korporasi," kata Andre Stoltman, pengacara sekuritas di New York yang TerasJakarta kutip dari ComputerWorld, Minggu (19/8/2012).
"Zuckerberg, dipandang dari sisi manapun memang adalah orang yang jenius. Akan tetapi Anda seharusnya memiliki chief executive yang dewasa dan lebih berpengalaman dalam menjalankan perusahaan tersebut," imbuhnya.
Namun demikian, Zuckerberg tetap punya dukungan untuk terus memimpin Facebook. Patrik Moorhead, analis di Moor Insights & Strategy, menyatakan masih terlalu awal untuk membicarakan kemungkinan pergantian CEO Facebook.
"Dia telah menyediakan visi yang diperlukan Facebook untuk menjadi sebesar sekarang dan mereka tetap akan membutuhkan dia sebagai pemandu. Zuckerberg harus tetap ada di posisi top sekarang," kata Patrik.
Karten Weide selaku analis di IDC menyatakan pula bahwa Zuckerberg tidak akan memberi kesempatan pada orang lain untuk memimpin perusahaan yang didirikannya itu.
"Mark Zuckerberg tidak akan lengser dalam waktu dekat. Dia adalah pria dalam sebuah misi, yaitu ingin memaksa dunia, jika perlu, agar lebih terbuka. Dan sebagai pria dalam sebuah misi, dia tidak mengutamakan soal bisnis," demikian pendapat Karten.